Home / Ekonomi / BRI Kokoh di Puncak BUMN: Kapitalisasi Pasar Terbesar dan Prospek Saham Menjanjikan

BRI Kokoh di Puncak BUMN: Kapitalisasi Pasar Terbesar dan Prospek Saham Menjanjikan

BRI Kokoh di Puncak BUMN: Kapitalisasi Pasar Terbesar dan Prospek Saham Menjanjikan

BRI Dominasi Saham BUMN – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus mengukuhkan posisinya sebagai emiten BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 10 November 2003 melalui Initial Public Offering (IPO), BBRI mencatatkan harga penawaran Rp 875 per lembar saham. Kinerja BBRI sejak saat itu telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Hingga Desember 2024, harga saham BBRI melonjak lebih dari 43,7 kali lipat dari harga IPO. Nilainya kini mencapai Rp 3.670 per lembar saham.

Baca Juga : Bali Dilanda Banjir Parah: Jalur Nasional Lumpuh, Ribuan Warga Terdampak

BRI Dominasi Saham BUMN di Pasar Modal dan Kinerja Keuangan Cemerlang

BRI bukan hanya pemimpin di antara BUMN, tetapi juga termasuk saham blue chip favorit para investor. Saham BBRI secara konsisten masuk dalam indeks LQ45. Indeks ini dikenal sebagai motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham BBRI telah bertahan di indeks tersebut selama 10 tahun terakhir.

Jika dibandingkan dengan bank BUMN lainnya, BBRI jauh memimpin dalam hal kapitalisasi pasar. Per Desember 2024, BBRI membukukan kapitalisasi pasar sebesar Rp 556,22 triliun. Angka ini jauh di atas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencatat Rp 442,40 triliun. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat kapitalisasi pasar sebesar Rp 149,19 triliun.

Secara fundamental, kinerja keuangan BRI menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Per Mei 2025, laba bersih tahun berjalan perseroan tercatat mencapai Rp 18,64 triliun. Pencapaian laba bersih ini didukung oleh pendapatan bunga sebesar Rp 66,81 triliun. Pertumbuhan kredit juga meningkat sebesar 5,01% secara year-on-year (yoy). Total kredit mencapai Rp 1.262,71 triliun. Selain itu, pendapatan dividen sebesar Rp 230,03 miliar ikut menyumbang. Pendapatan komisi sebesar Rp 8,22 triliun juga berkontribusi. Semua faktor ini menghasilkan laba bersih Mei 2025 sebesar Rp 3,36 triliun.

Prospek Kenaikan Harga Saham dan Dukungan Analis

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pertumbuhan laba bersih BRI didorong oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Mei 2025, DPK BRI mencapai Rp 1.423,87 triliun. Komposisi giro tumbuh 7% menjadi Rp 387,21 triliun. Tabungan naik 5,03% menjadi Rp 538,56 triliun. Sementara itu, jumlah deposito tercatat sebesar Rp 498,09 triliun.

Nafan memprediksi bahwa tren pertumbuhan ini akan semakin memperkuat kinerja bisnis utama BRI, khususnya di segmen kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) di semester I 2025 juga turut mendukung kinerja positif ini.

Menurut Nafan, harga saham BBRI masih berpotensi untuk naik hingga Rp 4.490 per lembar. Bahkan, target ini bisa tercapai jika BRI mampu meningkatkan pertumbuhan kreditnya menjadi dua digit di semester II tahun ini. Meski demikian, ia mengakui bahwa peningkatan rasio kredit di sektor UMKM mungkin menghadapi tantangan akibat kebijakan pemutihan. “Namun paling tidak, di tengah valuasi yang menarik ini, dari BBRI secara teknikal rata-rata di bawah medium, ini semestinya investor akan mencermati, investor asing juga akan terus meningkatkan kepemilikan sahamnya,” jelas Nafan pada Minggu (6/7/2025).

Kepercayaan Investor Global dan Konsensus Positif

Optimisme terhadap BRI juga terlihat dari aktivitas investor global. JPMorgan Chase & Co., salah satu bank investasi terkemuka dunia, dilaporkan telah menambah porsi kepemilikannya di BBRI. Mengutip Antara, JPMorgan membeli 117,42 juta saham BBRI sejak April hingga Juni 2025, menjadikan total kepemilikannya mencapai 1,54 miliar saham.

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, menilai langkah JPMorgan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap arah transformasi dan fundamental BRI yang semakin kuat. “Meskipun, saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” kata Reza pada Minggu (6/7/2025).

Konsensus analis juga menunjukkan sentimen positif terhadap BBRI. Berdasarkan data Bloomberg, 31 analis merekomendasikan “beli”, 5 analis merekomendasikan “tahan”, dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp 4.703,61.

Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas, Reyhan Pratama, menambahkan bahwa saham BBRI berada di jalur perbaikan fundamental yang konsisten. Ia bahkan menilai valuasi saham BBRI bisa mencapai Rp 5.300 per lembar saham jika tren positif ini berlanjut di semester II 2025 dan tekanan laba mereda.

Meski demikian, Reyhan mengingatkan bahwa secara teknikal, saham BBRI masih dalam tren turun dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah yang kuat, sehingga masih membutuhkan waktu. “Untuk sementara beli bisa di area Rp 3.730 atau Rp 3.350,” sarannya pada Selasa (8/7/2025).

Dengan fundamental yang solid, kinerja keuangan yang bertumbuh, serta dukungan dari investor domestik maupun global, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus menegaskan posisinya sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia dan pilihan menarik bagi para investor.