Home / Pendidikan / Jaga Stabilitas Ekonomi, Jawa Barat Padukan Tradisi dan Digitalisasi

Jaga Stabilitas Ekonomi, Jawa Barat Padukan Tradisi dan Digitalisasi

Jaga Stabilitas Ekonomi, Jawa Barat Padukan Tradisi dan Digitalisasi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tengah gencar mengimplementasikan transformasi digital sembari tetap mengakar pada ekonomi tradisional. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika nasional dan global yang terus bergerak.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menekankan pentingnya sinergi dua kutub ini. Menurutnya, konsep ekonomi tradisional yang berbasis keluarga dan kearifan lokal bisa menjadi benteng ketahanan ekonomi, terutama dalam menjaga efisiensi pengeluaran rumah tangga.

Baca Juga : Putusan MK Pendidikan Dasar Gratis Wajib untuk Negeri dan Swasta

“Ekonomi tradisional itu sederhana: saeutik mahi, loba nyesa (sedikit cukup, banyak bersisa). Kalau keluarga mampu mengelola belanja dan meningkatkan pendapatan, misalnya dengan menanam cabai di halaman rumah atau memaksimalkan lahan sawah, maka ketahanan ekonomi keluarga akan meningkat,” jelas Herman usai kegiatan High Level Meeting (Pasamoan Agung) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah se-Jawa Barat di Kantor Disparbud Karawang, Selasa (11/6/2025).

Ekonomi Digital Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga sebagai Motor Penggerak Ekonomi

Herman menilai, ketahanan ekonomi keluarga ini adalah motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Jabar berada di angka 4,9 persen, dengan target mencapai 5 persen tahun ini. “Kunci pertumbuhan ekonomi itu ada di konsumsi. Kalau daya beli bagus, masyarakat belanja. Belanja berarti konsumsi naik. Konsumsi naik, pertumbuhan ekonomi pasti terdorong,” ujarnya.

Selain konsumsi rumah tangga, Herman menyebutkan tiga pilar lain yang menggerakkan ekonomi Jawa Barat: belanja pemerintah, investasi, serta ekspor-impor. Ia menyoroti percepatan belanja pemerintah yang berkualitas dan akuntabel agar dana segera berputar di masyarakat.

Sektor investasi di Jawa Barat mencatat angka fantastis tahun lalu, mencapai Rp 251 triliun, tertinggi di Indonesia. Namun, Herman mengakui pekerjaan rumah yang besar masih menanti. Investasi yang masuk cenderung eksklusif dan belum sepenuhnya menyerap tenaga kerja lokal. “Investasi kita bagus, tapi padat teknologi dan modal. Harus mulai didorong jadi padat karya. Harus inklusif, agar manfaatnya bisa menetes ke masyarakat kelas menengah ke bawah,” tegas Herman.

Kekuatan Jawa Barat: Membumi dengan Budaya, Melangit dengan Teknologi
Herman mengungkapkan bahwa keunikan Jawa Barat terletak pada kemampuannya menggabungkan tradisi dengan teknologi, sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

“Digitalisasi kita hajar, tradisi kita jaga. Dengan budaya kita membumi, dengan teknologi kita melangit. Inilah kekuatan Jawa Barat berpijak pada akar, namun siap terbang tinggi,” kata Herman. Ia menambahkan, ekonomi Jawa Barat secara umum berada dalam kondisi stabil dan terkendali, dengan inflasi tercatat pada angka 1,47 persen.

Baca Selengkapnya : FIFA Apresiasi Langkah Raksasa Sepak Bola Indonesia