Home / Nasional / Bali Dilanda Banjir Parah: Jalur Nasional Lumpuh, Ribuan Warga Terdampak

Bali Dilanda Banjir Parah: Jalur Nasional Lumpuh, Ribuan Warga Terdampak

Bali Dilanda Banjir Parah: Jalur Nasional Lumpuh, Ribuan Warga Terdampak

Banjir Besar di Bali – Hujan deras tanpa henti yang mengguyur sebagian besar wilayah Bali pada Minggu (6/7/2025) malam menyebabkan bencana banjir yang melumpuhkan sejumlah titik vital, termasuk jalur nasional Denpasar-Gilimanuk. Ribuan warga di Badung, Tabanan, dan Jembrana harus berjibaku dengan genangan air tinggi, kemacetan parah, hingga harus mengungsi.

Baca Juga : Padel: Dari Hobi Pribadi Menjadi Fenomena Olahraga Global (dan Kontroversi Pajak di Indonesia)

Banjir Besar di Bali Badung Terendam, Saluran Air Tersumbat Jadi Biang Kerok

Di Kabupaten Badung, khususnya Kecamatan Abiansemal, beberapa ruas jalan utama terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, mulai dari sepergelangan kaki hingga nyaris selutut orang dewasa. Akibatnya, arus lalu lintas terhenti dan menyebabkan kemacetan panjang di berbagai titik, seperti di Jalan Raya Blahkiuh dan jalur Sangeh.

Camat Abiansemal, Ida Bagus Putu Mas Arimbawa, menjelaskan bahwa penyebab utama banjir adalah sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan yang luar biasa tinggi, diperparah dengan banyaknya saluran got yang tersumbat sampah. “Intensitas hujan sore itu berbeda dari biasanya, sehingga debit air meningkat drastis. Drainase yang terbatas ditambah saluran air yang tersumbat sampah membuat jalan protokol tak mampu menampung buangan air hujan,” ujarnya.

Meskipun genangan air berangsur surut setelah petugas berhasil membuka sumbatan di saluran air, beberapa laporan mengenai longsor kecil tetap diterima.

Sungai Meluap di Tabanan, Jalur Denpasar-Gilimanuk Lumpuh Total
Situasi lebih kritis terjadi di Kabupaten Tabanan, di mana beberapa sungai meluap hingga merendam Jembatan Yeh Nu di Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kerambitan. Akibatnya, jalur nasional Denpasar-Gilimanuk lumpuh total, karena genangan air menutupi hingga setengah badan kendaraan roda dua. Banyak kendaraan roda empat dan truk terjebak dan tidak berani menerobos banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, menjelaskan bahwa lumpuhnya jalur vital ini diperparah oleh saluran air di bawah jembatan yang tidak maksimal. “Kami sedang fokus untuk evakuasi warga. Termasuk di beberapa titik terkait laporan akibat air meluap,” kata Srinadha Giri.

Selain Jembatan Yeh Nu, banjir juga melanda pemukiman warga di Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, di mana BPBD harus mengevakuasi penghuni. Tanggul di Desa Nyitdah, Kediri, juga jebol akibat tingginya debit air, dan Pasar Bajera di Selemadeg terendam sejak sore. Srinadha Giri menambahkan bahwa hingga malam hari, pihaknya belum menerima laporan mengenai korban jiwa.

Jembrana Dihantam Banjir, Perumahan Baru Terendam Satu Meter

Di Kabupaten Jembrana, hujan deras sejak pagi hingga sore hari memicu banjir besar di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Negara. Sebuah perumahan baru di Kelurahan Baler Bale Agung terendam air hingga ketinggian satu meter, memaksa beberapa warga mengungsi ke rumah kerabat atau posko sementara.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, menyebutkan bahwa Desa Kaliakah, Desa Banyubiru, Kelurahan Loloan, dan Baler Bale Agung adalah wilayah terdampak paling parah. “Terjadi di banyak titik genangan air karena intensitas hujan yang cukup tinggi sekitar pukul 14.00 Wita,” jelas Artana Putra.

Camat Negara, Gede Wariyana Prabawa, mengonfirmasi bahwa meluapnya dua sungai besar di Kecamatan Negara, yakni Kali Kembar dan Sungai Ijogading, memperparah kondisi banjir. “Debit air sungai naik karena pembuangan air juga semua ke sungai,” ujarnya. Meskipun air mulai berangsur surut, BPBD bersama aparat desa dan kelurahan masih terus melakukan pendataan dan penanganan di lokasi.

Odisse Macet Parah: Warga Terjebak Berjam-jam

Lumpuhnya jalur Denpasar–Gilimanuk akibat banjir di Jembatan Yeh Nu memaksa pengendara mencari jalur alternatif. Pengendara dari kedua arah terpaksa beralih ke jalur lain untuk melanjutkan perjalanan. Namun, jalur-jalur alternatif di kawasan perumahan Vista dan Desa Gubug juga mengalami kepadatan luar biasa. Kondisi ini menyebabkan kemacetan panjang yang mengular hingga Desa Kukuh, Kerambitan.

Agus Santika, seorang warga Selemadeg, menceritakan pengalamannya terjebak macet hingga tiga kali saat mencoba jalur berbeda. “Awalnya saya mau lewat jalan utama, tetapi putar balik karena jembatan banjir. Kemudian, disuruh putar balik ke kawasan perumahan Vista, tetapi justru di sana juga macet. Saya belok ke selatan menuju Desa Gubug, di sana kendaraan juga tidak bergerak,” keluhnya. Setelah menunggu hampir setengah jam, Agus memilih menepi dan menunggu hujan reda serta lalu lintas kembali normal.

Situasi darurat ini menunjukkan kerentanan infrastruktur Bali terhadap curah hujan ekstrem dan menyoroti perlunya peningkatan sistem drainase serta manajemen bencana yang lebih baik. Semoga kondisi cuaca segera membaik dan dampak banjir dapat segera tertangani.