Harga Emas Dunia Naik – Harga emas dunia bergerak tipis di akhir perdagangan Kamis (10/7/2025), menunjukkan dinamika pasar yang kompleks. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat mengimbangi kenaikan moderat harga emas. Sementara itu, investor terus meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset aman. Kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang memicu ketegangan dagang turut mendorong lonjakan permintaan tersebut.
Baca Juga : Penegasan Yusril: Gibran Tak Pindah Kantor ke Papua, Hanya Sekretariat Badan Otsus yang Beroperasi Penuh
Pada penutupan perdagangan, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1% menjadi $3.317,44 per ons. Kenaikan serupa juga terjadi pada harga emas berjangka Comex New York Exchange, yang menguat 0,1% ke level $3.325,7 per ons.
Harga Emas Dunia Naik Kondisi ini mencerminkan tarik ulur antara dua faktor utama:
Penguatan Dolar AS: Indeks dolar AS menguat 0,2% pada perdagangan kemarin. Penguatan ini membuat harga emas, yang diperdagangkan dalam mata uang dolar, menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Akibatnya, minat beli terhadap emas cenderung tertahan.
Ketidakpastian Geopolitik: Presiden Trump kembali mengeluarkan kebijakan proteksionis, kali ini dengan menerapkan tarif 50% untuk impor tembaga dan berbagai barang dari Brasil, yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Kebijakan semacam ini seringkali memicu kekhawatiran global dan mendorong investor untuk mencari aset lindung nilai, seperti emas.
Emas di Persimpangan Jalan
Menurut Daniel Pavilonis, seorang Ahli Strategi Pasar Senior dari RJO Futures, prospek harga emas dalam waktu dekat cenderung terbatas. “Selama tidak terjadi eskalasi geopolitik yang besar, saya tidak melihat emas akan menembus di atas $3.400. Dalam waktu dekat, kemungkinan besar emas akan bergerak dalam rentang yang terbatas,” ujarnya.
Meskipun demikian, daya tarik emas tidak surut, terutama di mata investor di negara-negara berkembang. Paul Wong, Ahli Strategi Pasar dari Sprott Asset Management, mencatat bahwa emas dianggap sebagai aset bebas risiko pihak lawan. Ia menyebut gejolak global membuat karakteristik emas semakin menarik. Negara-negara berkembang mulai melirik emas karena sifatnya yang counterparty-free. Wong menilai hal ini sebagai nilai tambah dalam menghadapi ketegangan geopolitik global.
Pengaruh Kebijakan The Fed dan Suku Bunga
Salah satu faktor lain yang menjadi sorotan adalah kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Risalah rapat The Fed pada 17-18 Juni 2025 menunjukkan bahwa hanya segelintir pejabat yang mendukung pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Mayoritas pembuat kebijakan masih khawatir dengan laju inflasi yang berpotensi meningkat akibat kebijakan tarif yang diluncurkan oleh Presiden Trump.
Pergerakan suku bunga The Fed memiliki hubungan yang erat dengan harga emas. Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, aset seperti obligasi dan saham menjadi lebih menarik karena menawarkan imbal hasil. Sebaliknya, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang diminati. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, imbal hasil dari instrumen investasi lain ikut menurun, sehingga emas menjadi pilihan yang lebih menarik bagi para investor.
Kombinasi dari kebijakan suku bunga The Fed, penguatan dolar, dan ketegangan geopolitik dari kebijakan tarif akan terus menjadi penentu utama pergerakan harga emas di masa mendatang. Investor kini menanti perkembangan terbaru dari ketiga faktor tersebut untuk mengambil langkah selanjutnya.