Home / Pendidikan / Jawaban Tegas Dedi Mulyadi atas Protes Larangan Study Tour: “Ini Bukan Study, Tapi Piknik!”

Jawaban Tegas Dedi Mulyadi atas Protes Larangan Study Tour: “Ini Bukan Study, Tapi Piknik!”

Jawaban Tegas Dedi Mulyadi atas Protes Larangan Study Tour: "Ini Bukan Study, Tapi Piknik!"

Dedi Mulyadi Kritik Sekolah – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan respons menohok terkait aksi demonstrasi pelaku usaha pariwisata di Gedung Sate. Aksi tersebut digelar di Bandung untuk menolak larangan study tour. Dedi dengan tegas menyatakan tidak akan mencabut Surat Keputusan (SK) larangan study tour. Ia menilai kegiatan itu lebih condong ke arah rekreasi atau piknik. Menurutnya, study tour sudah jauh dari tujuan edukasi murni.

Baca Juga : Erika Carlina Laporkan DJ Panda ke Polisi, Akui Diancam di Tengah Kehamilan

Melalui akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi memberikan penjelasan terkait aksi demonstrasi di Jembatan Pasupati. Ia menyebut bahwa para demonstran yang sempat memblokade jalan mayoritas berasal dari sektor usaha kepariwisataan. Mereka terdiri dari penyelenggara travel, sopir bus, dan pengusaha bus. Bahkan, ada juga pelaku wisata jip Lava Tour Merapi dari Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Mereka mengklaim bahwa larangan study tour telah secara signifikan menurunkan pendapatan mereka.

“Mereka mendesak saya mencabut SK larangan study tour. Yang protes itu adalah kegiatan pariwisata. SK saya adalah SK study tour. Yang dilarang itu adalah kegiatan study tour,” ujar Dedi, seperti dilansir detikTravel pada Selasa (22/7/2025).

Dedi menambahkan bahwa demonstrasi dari para pelaku pariwisata ini justru semakin memperjelas esensi sebenarnya dari kegiatan study tour. “Dengan adanya demonstrasi dari pelaku pariwisata menunjukkan semakin jelas bahwa kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik, kegiatan rekreasi,” tegasnya.

Ia juga menyoroti dukungan dari Asosiasi Jip Merapi di Yogyakarta, yang menurutnya membuktikan bahwa kegiatan ini bukan hanya masalah lokal Jawa Barat. “Bisa dibuktikan yang berdemonstrasi adalah para pelaku jasa kepariwisataan. Dan kemudian yang demonstrasi ternyata juga mendapat dukungan dari asosiasi jip di daerah Yogyakarta, terutama jip yang melakukan pengangkutan di Gunung Merapi. Bukan hanya orang dari Jawa Barat yang demo, tetapi juga dari Yogyakarta,” terang Dedi.

Dedi Mulyadi Kritik Sekolah

Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tetap bersikukuh pada keputusannya untuk melarang kegiatan study tour. Ia menilai keputusan itu penting demi meringankan beban biaya orang tua siswa. Menurutnya, biaya study tour seringkali tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan pendidikan. Ia juga berpendapat bahwa pengeluaran tersebut tidak sejalan dengan tujuan pendidikan karakter. Termasuk pula tidak mendukung pertumbuhan pendidikan berbasis nilai-nilai Panca Waluya

“Jadi sikap saya akan tetap berpihak pada kepentingan rakyat banyak menjaga kelangsungan pendidikan dan mengefesienkan pendidikan dari beban biaya yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan karakter dan pertumbuhan pendidikan Panca Waluya,” tegas Dedi.

Dedi berharap industri pariwisata tetap tumbuh dengan menarik wisatawan dari kalangan yang memiliki kemampuan ekonomi. Ia menekankan bahwa wisatawan tersebut sebaiknya datang murni untuk tujuan rekreasi, bukan kewajiban sekolah. Menurutnya, hal ini jauh lebih adil bagi semua pihak. Dibandingkan dengan memaksakan kegiatan piknik kepada keluarga berpenghasilan pas-pasan, itu bisa menimbulkan beban. Bahkan, ada orang tua yang merasa malu jika anaknya tidak ikut study tour.

“Semoga diberkahkan, dan semoga industri pariwisata terus tumbuh,” ujar Dedi. Ia berharap wisatawan yang datang adalah orang luar negeri atau orang-orang yang punya uang. Mereka datang murni untuk kepariwisataan dan berdasarkan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Bukan dari kalangan berpenghasilan pas-pasan yang ikut karena alasan study tour. Kadang mereka terpaksa pergi piknik demi gengsi. Bahkan, meski tidak dipaksa, anaknya bisa marah atau malu jika tidak ikut piknik,” pungkas Dedi.

Bagaimana menurut Anda, apakah kebijakan larangan study tour ini efektif dalam meringankan beban orang tua dan mengefisienkan biaya pendidikan?