Polresta Samarinda berhasil mengamankan dua orang yang diduga sebagai otak di balik penemuan 27 bom molotov di Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, Kalimantan Timur. Bom molotov tersebut diduga akan digunakan untuk aksi demonstrasi di gedung DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Uya Kuya Memilih Restorative Justice untuk Nenek yang Diduga Terlibat Penjarahan Rumahnya
Kedua pelaku, yang diidentifikasi dengan inisial N (38) dan AJM atau L (43), bukanlah bagian dari civitas akademika Unmul. Mereka diamankan di sebuah lahan perkebunan di Kilometer 47 Kelurahan Bukit Merdeka, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Kamis (4/9/2025).
Kapolresta Samarinda, Kombes Hendri Umar, mengungkapkan bahwa penangkapan ini didasarkan pada kecurigaan bahwa kedua pelaku merupakan “aktor intelektual atau yang menyuruh membuat bom molotov.”
Peran dan Latar Belakang Pelaku
Kombes Hendri Umar menjelaskan bahwa N adalah mantan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unmul yang saat ini tidak memiliki pekerjaan. Sementara itu, AJM atau L adalah pendatang dari Sumatera.
Menurut penyelidikan, N, AJM, serta dua orang lainnya yang diidentifikasi sebagai X dan Y bertemu di sebuah warung kopi di Jalan M. Yamin pada Jumat (29/8/2025). Pertemuan tersebut bertujuan untuk merencanakan aksi anarkis dalam demonstrasi yang dijadwalkan pada 1 September 2025 di gedung DPRD Kaltim.
Dalam pertemuan itu, N mengajukan ide pembuatan bom molotov yang kemudian disetujui oleh X dan Y. Rencana tersebut kemudian disampaikan kepada seorang individu lain berinisial Z, yang diduga berperan sebagai penyandang dana untuk pembelian bahan-bahan.
Pada tanggal 31 Agustus 2025, N dan Z pergi bersama-sama untuk membeli bahan material, termasuk 20 liter Pertamax, jeriken, dan botol kaca, di lokasi yang sama.
Bom Molotov yang Disita
Total 27 bom molotov yang siap digunakan ditemukan di area kampus Unmul. Penemuan ini memicu penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian yang akhirnya mengarah pada penangkapan N dan AJM. Pihak berwajib masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap semua pihak yang terlibat dalam rencana aksi anarkis tersebut.
