Jakarta – Gelombang popularitas anime telah lama bertransisi dari subkultur niche menjadi kekuatan hiburan arus utama global. Namun, kedatangan franchise Demon Slayer, khususnya film terbarunya, Infinity Castle, tidak hanya mengikuti tren tersebut—tetapi benar-benar mengubah sejarah industri yang ada.
Baca Juga : Tiga Miliar Pengguna Aktif: Instagram Tumbuh Gila-gilaan, Samai WhatsApp
Demon Slayer: Infinity Castle telah membuktikan bahwa animasi Jepang kini mampu bersaing, bahkan mendominasi, di panggung box office global, menantang hegemoni film-film blockbuster Hollywood.
Formula Kesuksesan yang Mendunia
Kesuksesan luar biasa Infinity Castle terletak pada kombinasi harmonis dari beberapa elemen kunci. Kualitas animasi yang diproduksi oleh studio Ufotable berada di level tertinggi, menetapkan standar visual baru. Ditambah dengan alur cerita yang sangat emosional dan karakter yang mudah dicintai, film ini mampu menarik spektrum penggemar yang sangat luas, melampaui batas demografi tradisional penikmat anime.
CEO Crunchyroll, Rahul Purini, menyoroti potensi pengakuan kritis film ini, menyatakan bahwa Infinity Castle layak mendapatkan penghargaan di berbagai kategori bergengsi.
“Jika Academy (penghargaan film) menganggap serius anime tahun ini, Infinity Castle bisa menjadi film animasi blockbuster Jepang pertama yang bersaing setara dengan raksasa Hollywood,” ungkap Purini dalam wawancara, seperti dilansir dari The Hollywood Reporter, Jumat (26/9/2025).
Pernyataan ini menggarisbawahi pergeseran persepsi: anime bukan lagi hanya konten “alternatif,” melainkan konten premium yang siap diakui di level tertinggi sinema global.
Dominasi Box Office dan Fenomena Budaya
Demon Slayer: Infinity Castle bukan hanya sekadar sukses di box office; film ini telah menjelma menjadi fenomena budaya global yang langka. Data dari pekan lalu menunjukkan dominasi finansial yang mencengangkan:
Kategori Keuangan Nilai (sekitar) Catatan Rekor
Total Global Cuan Rp 9,2 triliun Film Anime Terlaris Sepanjang Masa di Dunia dan Film Jepang Terlaris di Dunia.
Peringkat Global Ke-9 Berhasil melampaui film-film superhero seperti The Fantastic Four: First Steps dan Captain America: Brave New World.
Pendapatan AS Rp 1,7 triliun Masih menjadi juara pertama box office AS di pekan kedua penayangan, menandakan daya tahan yang luar biasa.
Pekan Perdana Jepang Rp 1,1 triliun Mengokohkan rekor di pasar domestiknya sendiri.
Pekan Perdana AS (Rekor) Melebihi Rp 514 Miliar Memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Pokémon: The First Movie (1999) untuk pendapatan pekan pembukaan terbesar film anime di AS.
Angka-angka ini menegaskan bahwa Demon Slayer telah membuka mata distributor dan studio Hollywood terhadap kekuatan finansial dan jangkauan pasar waralaba anime modern.
Perluasan Demografi Penonton
Salah satu bukti paling signifikan dari pergeseran industri ini adalah perluasan demografi penonton. Meskipun Gen Z dan Gen Alpha secara alami mendominasi fandom anime, kesuksesan Demon Slayer berhasil menjangkau lapisan penonton yang lebih tua.
Kualitas produksi yang setara film A-list, alur cerita yang universal tentang keluarga, pengorbanan, dan perjuangan, telah menarik keluarga dan penonton dewasa yang sebelumnya mungkin skeptis terhadap anime. Infinity Castle membuktikan bahwa anime kini dapat menjadi tontonan empat kuadran (menarik pria, wanita, tua, dan muda), memastikan masa depan industri yang lebih inklusif dan menguntungkan.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi cetak biru bagi franchise anime lain, mendorong investasi yang lebih besar dan ambisi yang lebih tinggi dalam produksi sinematik di masa mendatang.
Dengan kesuksesan Demon Slayer, menurut Anda, franchise anime mana yang paling berpotensi mengikuti jejak ini dan mencetak rekor box office global berikutnya?