Jakarta – Peta pilihan bahan bakar kendaraan di Indonesia berpotensi semakin beragam dengan munculnya inovasi bernama Bobibos. Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! (Bobibos) ini tengah menjadi perbincangan hangat karena diklaim memiliki sejumlah keunggulan signifikan, terutama karena pengembangannya yang memanfaatkan limbah pertanian.
Baca Juga : Harga Emas Antam Anjlok Signifikan: Investor Cermati Koreksi Tajam
Bobibos dikembangkan sepenuhnya dari bahan nabati, khususnya jerami. Proses ini mengubah limbah pertanian yang tadinya tidak bernilai menjadi sumber energi berkinerja tinggi, menjadikannya bahan bakar alternatif yang potensial untuk kendaraan berbahan bakar bensin maupun diesel.
Berikut adalah rincian lima keunggulan utama yang diklaim dimiliki oleh Bobibos:
1. Ramah Lingkungan dan Mengurangi Emisi
Keunggulan pertama yang diusung Bobibos adalah sifatnya yang ramah lingkungan dengan emisi yang rendah. Pengembangan bahan bakar ini juga memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi praktik pembakaran jerami di lahan pertanian. Pembakaran jerami sering kali menjadi sumber polusi udara, sehingga pemanfaatan jerami sebagai bahan bakar dapat berkontribusi pada udara yang lebih bersih.
2. Solusi Pengurangan Limbah Pertanian
Bobibos menawarkan solusi inovatif untuk masalah limbah pertanian. Dengan mengolah jerami menjadi produk bernilai tinggi, inovasi ini secara efektif mengurangi volume limbah yang sebelumnya dianggap tak bernilai. Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan optimalisasi sumber daya lokal.
3. Kualitas Oktan Tinggi Setara Bahan Bakar Premium
Meskipun berasal dari nabati, Bobibos diklaim mampu menawarkan kualitas bahan bakar yang tinggi. Dalam tahap pengujian, BBM ini menunjukkan kadar RON 98, yang setara dengan kualitas Pertamax Turbo, menjadikannya pilihan yang bagus untuk performa mesin modern.
4. Harga Jual Berpotensi Lebih Murah
Bobibos memiliki potensi biaya produksi (HPP) yang rendah karena bahan baku utamanya, jerami, sangat melimpah di Indonesia. Kondisi ini memungkinkan harga jual BBM Bobibos di pasaran menjadi lebih terjangkau dibandingkan bahan bakar fosil dengan kadar oktan yang sama.
“Bahan baku melimpah membuat HPP dapat ditekan, berpeluang lebih murah dari RON 98 fosil,” demikian penjelasan dari pihak pengembang Bobibos.
5. Pemberdayaan Ekonomi Melalui Produksi Lokal
Konsep pengembangan Bobibos mencakup skema produksi yang dapat diimplementasikan di tingkat desa, dikenal sebagai ‘Bobibos Mini’. Model ini memungkinkan produksi lokal, menciptakan peluang kerja, dan memberdayakan ekonomi masyarakat desa secara mandiri.
Status Regulasi dan Respons Pemerintah
Meskipun memiliki keunggulan yang menjanjikan, BBM Bobibos saat ini belum dapat dijual secara bebas di pasaran. Pihak pengembang sedang aktif berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan bahwa seluruh proses produksi massal dan pemasaran telah sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengapresiasi inovasi yang dilakukan dalam menghadirkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan ini. Namun, ia menekankan bahwa proses untuk menguji dan menyatakan suatu bahan bakar layak digunakan masyarakat memerlukan tahapan dan waktu yang panjang.
“Seperti yang saya jelaskan, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal delapan bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak,” ujar Laode. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya uji kelayakan yang ketat untuk menjamin keamanan dan kualitas sebelum Bobibos dapat dipasarkan secara luas kepada publik.
