CHICAGO – Sebuah penerbangan transatlantik Lufthansa dari Chicago menuju Frankfurt berubah mencekam pada Sabtu, 25 Oktober 2025, setelah seorang penumpang pria melancarkan serangan brutal menggunakan garpu logam, memaksa pilot untuk melakukan pendaratan darurat di Boston. Insiden kekerasan di udara ini menyebabkan kekacauan dan kecemasan di dalam pesawat.
Penerbangan Lufthansa 431 lepas landas dari Bandara Internasional Chicago O’Hare (ORD) tepat waktu pukul 16.26 waktu setempat, membawa penumpang untuk perjalanan delapan jam menuju Bandara Internasional Frankfurt (FRA). Namun, pesawat tersebut tidak pernah mencapai tujuannya sesuai jadwal.
Detik-Detik Penyerangan dan Korban Luka
Sekitar empat jam setelah lepas landas, kekacauan terjadi. Seorang penumpang bernama Praneeth Kumar Usiripalli (28), warga negara India yang tercatat masuk ke AS dengan visa pelajar untuk program magister studi Alkitab, tiba-tiba menyerang dua penumpang remaja yang duduk bersebelahan.
Usiripalli diduga menikam kedua korban yang berusia 17 tahun menggunakan garpu makan logam. Menurut laporan kesaksian:
- Korban pertama yang sedang tidur di kursi tengah terbangun dan mendapati Usiripalli berdiri di atasnya. Ia menderita luka tusuk di bahu kiri.
- Korban kedua mengalami luka tusuk di bagian belakang kepala.
Tindakan Mengancam dan Respons Awak Pesawat
Saat kru kabin berusaha keras melumpuhkan Usiripalli, tindakannya semakin tidak menentu. Dalam kesaksian yang dicatat dalam laporan, pria tersebut diduga mengangkat tangannya dan membentuk gerakan tangan seperti pistol, mengarahkannya ke dalam mulut, dan menarik pelatuk imajiner.
Selain melukai dua remaja tersebut, Usiripalli juga dituduh melakukan tindakan kekerasan lain, termasuk menampar seorang penumpang perempuan yang berada di dekatnya dan berusaha memukul salah satu awak pesawat.
Menghadapi ancaman yang meningkat, kru dan pilot segera memutuskan untuk mengalihkan penerbangan demi keselamatan seluruh penumpang dan awak.
Pendaratan Darurat dan Penangkapan di Boston
Pesawat Boeing 747 tersebut dialihkan dan mendarat dengan aman di Bandara Internasional Boston Logan (BOS) sekitar pukul 22.46 waktu setempat. Tim darurat yang sudah menunggu di darat, dikawal oleh petugas penegak hukum, segera naik ke pesawat.
Usiripalli dengan cepat diturunkan dan langsung ditangkap oleh pihak berwajib federal. Ia didakwa atas kekerasan di dalam pesawat dan dijadwalkan menghadapi persidangan di pengadilan federal Boston.
Menurut Kantor Kejaksaan AS, Usiripalli menghadapi ancaman hukuman berat, termasuk hukuman penjara hingga 10 tahun, tiga tahun masa pembebasan bersyarat, dan denda maksimum sebesar USD 250.000. Tanggal persidangan resminya masih menunggu penetapan.
Tanggapan Maskapai dan Dampak Penerbangan
Akibat insiden ini, Penerbangan Lufthansa 431 tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Frankfurt. Pihak maskapai bertanggung jawab penuh atas para penumpang dengan menyediakan akomodasi hotel dan mengatur penerbangan lanjutan untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Dalam pernyataan resmi, Lufthansa menyampaikan penyesalan atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan: “Kami dengan tulus menyesalkan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh situasi ini dan menghargai kesabaran serta pengertian penumpang kami,” kata maskapai tersebut, seraya menambahkan, “Keselamatan dan kesejahteraan penumpang dan awak kabin selalu menjadi prioritas utama Lufthansa.”
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya protokol keamanan yang ketat di udara, terutama dalam penerbangan jarak jauh, untuk mengantisipasi potensi kekerasan atau perilaku tidak teratur dari penumpang.
