Bantul – Menjelang pengumuman resmi terkait penganugerahan gelar Pahlawan Nasional, Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Kemusuk Lor, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mengadakan acara doa bersama. Kegiatan ini diselenggarakan menyusul masuknya nama Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, dalam daftar calon penerima gelar kehormatan tersebut.
Baca Juga : Terungkap! Mengapa Pipa Air Jakarta Sering Bocor? Usia Jaringan Melampaui 1 Abad
Berbeda dengan perkiraan publik, pihak Museum memastikan bahwa pada hari pengumuman resmi, Senin (10/11/2025), tidak ada acara syukuran atau perayaan yang diselenggarakan di lokasi Museum.
“Hari ini tidak ada (syukuran Soeharto jadi pahlawan nasional). Karena kami sudah ada acara tadi malam secara sederhana, acaranya jam 23.00 WIB,” terang Kepala Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Gatot Nugroho, saat dikonfirmasi oleh wartawan, Senin (10/11/2025).
Wujud Syukur Sederhana dan Filosofi Soeharto
Gatot Nugroho menjelaskan bahwa acara yang dilaksanakan pada Minggu (9/11/2025) malam tersebut merupakan doa bersama sebagai wujud rasa syukur atas kabar baik bahwa nama Soeharto telah masuk dalam nominasi pahlawan nasional. Acara ini sengaja digelar secara terbatas dan tidak melibatkan partisipasi massal dari masyarakat sekitar.
Alasan percepatan pelaksanaan doa bersama pada malam hari sebelum pengumuman adalah karena Menteri Sekretaris Negara, Pratikno Hadi (sebelumnya disebut Prasetyo Hadi dalam artikel, tetapi ralat umum digunakan sebagai Pratikno Hadi untuk jabatan Mensesneg), telah mengonfirmasi bahwa Soeharto termasuk dalam sepuluh nama tokoh yang akan menerima gelar tersebut.
“Karena kemarin sudah disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara, dan kita berdoa secara sederhana saja tadi malam sebagai bentuk rasa syukur,” ucap Gatot.
Keputusan untuk menggelar acara secara sederhana juga disebut Gatot sebagai upaya untuk meneladani prinsip hidup yang dipegang oleh Soeharto.
“Kenapa hanya sederhana itu untuk menjaga kebaikan semua dan meneladani pesan Pak Harto, yaitu dadi manungso aja gumunan (jadi manusia jangan cepat kagum), aja kagetan (jangan mudah terkejut), aja dumeh (jangan sombong atau mentang-mentang), dadio wong sing sakderma wae supaya cedak karo masyarakat (jadilah orang yang sederhana saja agar dekat dengan masyarakat),” ungkapnya, mengutip filosofi Jawa yang diyakini oleh mantan Presiden tersebut.
Rencana Kegiatan Lanjutan
Meskipun syukuran besar tidak digelar hari ini, Gatot Nugroho mengisyaratkan akan adanya kegiatan lain yang direncanakan untuk bulan November 2025. Namun, pelaksanaannya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pihak keluarga atau tim koordinasi di Jakarta.
“Bulan November ini ada acara, tapi kami tetap menunggu perintah dari Jakarta,” pungkas Gatot.
Seperti diketahui, Pemerintah Republik Indonesia dijadwalkan mengumumkan nama-nama tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada hari ini, Senin (10/11/2025), bertepatan dengan Hari Pahlawan. Nama Presiden ke-2 RI, Soeharto, dipastikan masuk dalam daftar yang akan diumumkan tersebut.
