JAKARTA – Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan kebudayaan nasional. Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, pada Sabtu (4/10/2025) secara resmi membuka Art Jakarta 2025, pameran seni rupa terkemuka yang kini diakui sebagai salah satu platform seni paling berpengaruh di kawasan Asia.
Baca Juga : Sengketa Dagang Biodiesel: Kalah di Panel, Uni Eropa Ajukan Banding ke WTO yang Lumpuh
Diselenggarakan di JIExpo Kemayoran pada 3-5 Oktober 2025, Art Jakarta tahun ini menampilkan partisipasi yang masif, menjadi titik temu bagi 75 galeri, baik dari dalam negeri maupun 16 negara mancanegara.
Visi Menteri Kebudayaan: Seni Rupa sebagai Mesin Pertumbuhan Global
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menyoroti peran strategis Art Jakarta sebagai “meeting point” bagi seniman, kolektor, kurator, dan profesional industri kreatif. Hal ini sejalan dengan ambisi Kementerian Kebudayaan untuk terus mendorong ekosistem seni Indonesia, baik tradisional maupun kontemporer, agar mampu bersaing di kancah nasional, regional, dan global.
Fadli Zon menekankan bahwa di tengah perkembangan zaman, Industri Kreatif dan Budaya (CCI/Cultural and Creative Industry) akan menjadi istilah yang semakin relevan dan berfungsi sebagai “engine for growth” bagi dunia, karena sifatnya yang lebih berkelanjutan (sustainable).
“CCI lebih sustainable dan kedepannya akan menjadi engine for growth bagi dunia. Kita juga bisa lihat bagaimana seni rupa menjadi platform di mana kita bisa melihat berbagai ekspresi budaya yang kaya dari Indonesia,” ujarnya.
Ia juga mengutip amanat konstitusi UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1—yang menjamin negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia—sebagai landasan bagi upaya untuk terus membawa seni rupa Indonesia ke mata dunia.
Mengorbitkan Talenta Melalui “Arus Baru” dan Ambisi Internasional
Komitmen Kementerian Kebudayaan di Art Jakarta 2025 diwujudkan melalui program unggulan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. Melalui skema MTN Market, kementerian menampilkan pameran khusus bertajuk “Arus Baru” atau “Rising Current”, dikuratori oleh Agung Hujatnika.
MTN Market dirancang sebagai forum profesional yang menghubungkan talenta terbaik Tanah Air dengan jejaring industri global. Tujuannya adalah memfasilitasi presentasi, kolaborasi, dan distribusi karya, sekaligus membuka peluang yang lebih luas bagi para seniman Indonesia.
Selain itu, Menteri Fadli juga menegaskan rencana jangka panjang kementerian untuk memberikan dukungan maksimal bagi seniman agar dapat tampil di berbagai ajang internasional. Salah satu fokus terdekat adalah rencana partisipasi Indonesia di ajang bergengsi Venice Biennale tahun depan, menandakan keseriusan dalam diplomasi budaya.
Pengembangan infrastruktur seni juga menjadi prioritas, dengan Fadli menambahkan bahwa Galeri Nasional Indonesia terus dikembangkan untuk menjadi “etalase kebudayaan bangsa” dan “national treasure”, memamerkan koleksi permanen dari era Mooi Indie hingga era kontemporer.
Barometer Seni Kontemporer Asia Tenggara
Antusiasme terhadap Art Jakarta 2025 juga datang dari Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, yang menyebut pameran ini sebagai “barometer perkembangan seni rupa kontemporer di kawasan Asia Tenggara.”
Ia berharap Art Jakarta dapat berfungsi lebih dari sekadar ruang apresiasi. “Semoga Art Jakarta bukan hanya sebagai ruang apresiasi, namun dapat menjadi momentum dalam memperkuat posisi Indonesia di peta seni rupa global yang memberikan manfaat bagi seniman, masyarakat, bangsa, dan negara,” ucapnya.
Partisipasi 75 galeri—termasuk galeri dari 16 negara seperti Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan Australia—serta keterlibatan 33 kelompok seniman, menunjukkan semangat kolaborasi kolektif yang menjadi kunci bagi pertumbuhan ekosistem seni Indonesia.
Acara pembukaan diakhiri dengan penandatanganan kanvas Art Jakarta 2025 sebagai simbol peresmian pameran yang telah mencapai usia ke-15 ini, disaksikan oleh sejumlah pejabat penting seperti Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, dan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, serta Fair Director, Tom Tandio.
Art Jakarta 2025 kini menjadi bukti nyata bagaimana seni rupa, melalui kolaborasi pemerintah dan swasta, didorong untuk tidak hanya memperkaya identitas bangsa, tetapi juga menjadi motor penting bagi ekonomi kreatif global.
